Senin, 20 Juni 2011

PERAN PEMUDA TERHADAP AL AQSHA UNTUK PALESTINA


Pembicara : Syeikh Ziad Abu Zaid (Palestina)
Penerjemah : Rakhmat Arafah
            Utusan para peserta seminar ini seperti halnya Mus’ab bin Umair pada masa Rasulullah. Mus’ab bin Umair ditarbiyah oleh Rasulullah di Mekkah untuk membuka Yatsrib (Madinah) dengan Islam. Begitu juga dengan para peserta yang diutus dari kampusnya masing – masing.
            Para pemuda adalah orang – orang pilihan, ketika orang – orang antipati terhadap Palestina. Sehingga ketika pulang nanti menyampaikan kepada orang – orang agar tidak antipati lagi terhadap Palestina. Sebagaimana Nabi Ibrahim, menyampaikan Islam pada usia yang sangat muda. Begitu pula Nabi Musa dengan ditemani dua orang pemuda pula. Begitu pula Nabi Yusuf, pada pemerintahan Mesir mengajak para pemuda untuk mendampinginya dalam menyampaikan Islam.
            Begitu pula Rasulullah mengajak mengajak para pemuda. Didiklah para pemuda. Sebagaiman terjadi revolusi di Timur Tengah, pelakunya adalah para pemuda. Sebagaimana pemuda dilahirkan di Indonesia sangat bahagia, dapat berbuat apa yang dipikirkan. Tapi tidak di Palestina, yang hidup dalam penindasan.
            Ketika kelompok pemuda seperti kita bisa berbuat lebih. Sebagaimana pada saat Khalifah Umar bin Abdul Aziz, harus bisa melebihinya. Beliau ingin menjadi khalifah, beliau dapatkan. Beliau ingin menghafal Al Qur’an dan itu juga beliau dapatkan. Muhammad Al Fatih, membuka Konstatinopel. Saat itu usianya masih 17 tahun, yakni membuka Konstatinopel. Begitu juga saat ini, harus mempunyai cita – cita membuka Palestina dari tangan Zionis Israel.
            Nabi kita Rasulullah saw melewati Masjidil Aqsha. Setelah pulang dari situ tidak bisa tidur ketika malam harinya, sampai – sampai beliau membaca surat Al Isra baru bisa tidur.
            Syeikh Ahmad Yasin tidak bisa berbuat apa – apa. Hanya kepalanya saja yang bisa bergerak, tapi bisa menggetarkan semangat para pemuda untuk mengusir Zionis dari Palestina. Hingga beliau syahid di bom oleh Zionis.
            Palestina merupakan tempat mi’rajnya Rasulullah dan kiblat pertama umat Islam. Hal yang pertama adalah harus yakin dan percaya Islam adalah ajaran yang dipercaya yang dibawa oleh Rasulullah. Tidak boleh ragu dengan Islam. Kewajiban ke dua, ada rasa semangan dengan kecintaan pada Palestina. Ketiga, kita seorang pelajar kewajibannya adalah harus fokus terhadap bidangnya masing – masing. Keempat, kewajiban peserta di sini adalah menjadi teladan di tempat masing – masing. Kelima, melakukan hal yang terkecil untuk hal yang lebih besar. Pikirkan dan berbuatlah, setelah kita berpikir buatlah untuk kebangkitan Islam.
            Ketika perang Khandaq membuat parit, Salam Al Farisi yang melakukannya. Dari pasangan shalih dan shalihah, akan melahirkan mujahid dan mujahidah untuk membebaskan Palestina. Apa bila dari keluarga yang tidak shalih dan tidak shalihah, tidak mungkin melahirkan mujahid dan mujahidah untuk membebaskan Palestina.
            Jadilah orang Islam yang tidak takut pada musuh – musuh Allah, kita harus memerasngi apa – apa yang telah diperbuat oleh orang – orang Zionis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar