Bidadariku, belum
lama aku menikahimu. Mahar yang kau minta waktu aku menikahimu sungguh mulia,
melebihi kilauan berlian. Ya, aku jadi semakin tahu bahwa kau adalah wanita
shalihah sekaligus seorang mujahidah. Jaman sekarang, sudah sangat jarang
seorang wanita meminta mahar pada calon suaminya berupa hafalan ayat – ayat jihad
dan buku hadits. Ditambah dengan kelembutanmu, menambah hiasan pada dirimu.
Sungguh, aku sangat bersyukur pada Allah swt karena telah dikarunai bidadari
sepertimu.
Bidadariku, selama
kau hidup bersamaku, tak sepatah katapun keluhan yang keluar dari bibirmu. Kau
memenuhi semua kebutuhanku sebagai suamimu. Tanpa sepengetahuanku, kau
terbangun di sepertiga malam. Saat semua orang terhanyut mimpi di malam hari,
tanganmu tengadah diiringi butiran embun menetes dari ujung mata beningmu.
Baris demi baris kau melantunkan doa, tak lupa kau selalu mendoakanku.
Biadariku, aku akan
berusaha membimbingmu pada jalan Allah swt, dengan mengharan cinta – Nya. Aku
ini pelengkap hidupmu, dan kau pun pelengkap hidupku. Ketika terpuruk
melandaku, kau mengobarkan semangat padaku untuk bangkit dari keterpurukan itu.
Di mataku, kau begitu sabar menghadapiku dalam berbagai keadaan. Sungguh, aku
bahagia hidup bersamamu. Begitu juga kau, bidadariku. Kau pasti juga bahagia
hidup bersamaku.