Sabtu, 22 Desember 2012

Di Balik Tanggal 25 Desember

Perayaan 25 Desember itu berasal dari perayaan kaum pagan Roma Kuno (Romana), bukan Yunani (Greek). Jerusalem dan sekitarnya di masa sebelum dan setelah Nabi Isa a.s lahir berada di bawah kekuasaan kerajaan Romawi.

Bangsa Romawi ketika itu memeluk agama pagan dengan memuja dewa-dewi yang jumlahnya sangat banyak dan terkenal sangat mengumbar kesenangan ragawi. Mereka menganggap raga yang sempurna, kecantikan lahiriah, sangat penting dan kenikmatan ragawi merupakan kenikmatan yang harus dikejar selama-lamanya. Sebab itu, lelaki Roma sangat gandrung pada olahraga yang bisa membentuk kekuatan fisik, memperbesar otot-otot badannya, dan juga merawat seluruh tubuhnya. Sekarang, kebiasaan lelaki Roma ini diwarisi oleh apa yang disebut sebagai Pria Metroseksual.

Sedangkan perempuan Roma, juga sangat memelihara tubuhnya dan sisi sensualitasnya. Mereka akan sangat bangga jika dikejar-kejar banyak pria. Bahkan bukan rahasia lagi jika perempuan Roma saat itu belomba-lomba untuk dijadikan “piala bergilir” para lelaki Roma. Tanggal 14 Februari selalu ditunggu-tunggu oleh mereka untuk memuaskan hasrat rendahnya dengan menggelar pesta syahwat di seluruh kota. Inilah yang sekarang dirayakan banyak orang sebagai Hari Valentine, yang sesungguhnya berasal dari Hari Perayaan Perzinahan.

Keyakinan inti pagan Roma itu berasal dari dua sumber, yakni tradisi Osirian Mesir kuno dan ilmu-ilmu sihir Babylonia. Keduanya bergabung dan sekarang dikenal sebagai Kabbalah. Mereka memiliki hari-hari istimewa yang dirayakan setiap tahun, termasuk tanggal 25 Desember yang dirayakan sebagai Hari Kelahiran anak Dewa Matahari atau Sol Invictus. Sebagian ahli menganggap istilah “Anak Dewa Matahari” itu dinisbatkan pula kepada Namrudz, Raja Babylonia, yang mengejar-ngejar Nabi Ibrahim a.s.

Mereka percaya, anak Dewa Matahari ini lahir di hari Minggu. Sebab itu mereka menamakan hari Mingu sebagai Sun Day, Hari Matahari. Mereka juga beribadat di hari tersebut. Semua ini diadopsi kekristenan sampai sekarang.

Minggu, 16 Desember 2012

Umar Mukhtar : Lion Of The Desert from Libya

Adalah Umar Mukhtar. Seorang tokoh dan figur yang memiliki semangat juang tinggi, intelektual, cerdas dan berdedikasi tinggi pada agamanya. Dilahirkan tahun 1861 di kota kecil di Libya bernama Zawia Janzour. Umar memulai hidupnya menjadi seorang sufi dan memasuki tarekat yang bernama Sanusiyah sampai beliau meninggal. Tarekat yang unik. Ia tidak meninggalkan dunia tetapi peduli terhadap persoalan dunia. Tarekat ini sering berperang melawan ketidakadilan. Ini mengingatkan kita dengan do’a Abu Bakar, “Ya Allah! Jadikanlah dunia ini di tangan kami bukan di hati kami”.

Awal Perjuangan Libya Tahun 1911 kapal-kapal perang Itali berlabuh di pantai Tripoli, Libya. Mereka membuat permintaan kepada kekhalifahan Turki Ustmaniyah untuk menyerahkan Tripoli kepada Italia. Kalau tidak kota itu akan dihancurkan. Bersama rakyat Libya, kekhalifahan menolaknya mentah–mentah permintaan itu. Mereka menganggap hal ini sebuah penghinaan. Akibatnya, titisan bangsa Romawi ini pun mengebom kota Tripoli tiga hari tiga malam. Peristiwa ini menjadi seri perjuangan mujahidin Libya, bersama tentara Turki melawan pasukan Italia.

Tahun 1912, Sultan Turki menandatangani sebuah perjanjian damai yang sejatinya sebagai simbol menyerahnya Turki kepada Italia. Perjanjian itu diadakan di kota Lausanne,Switzerland. Itulah awal pemerintahan kolonial Italia berkuasa di Libya. Namun, perjanjian ini ditolak rakyat Libya. Mereka tetap melanjutkan perang jihad. Di beberapa wilayah, mereka masih tetap dibantu oleh tentara Turki yang tidak mematuhi perintah dari Jenderal.

Sabtu, 15 Desember 2012

Pesanku Untuk Saudariku

Pesan ini kutuliskan untuk saudari-saudariku muslimah yang senantiasa dilindungi dan dirahmati oleh Allah swt. Yang senantiasa menjaga kehormatannya, dan senantiasa bersabar untuk taat dan menghindari maksiat. Semoga bisa ambil hikmahnya

Saudariku, bagaimana kabarmu? Semoga kau selalu sehat dan di bawah naungan rahmat-Nya. Lalu, bagaimana perasaanmu setelah menikah? Aku selalu berdoa untukmu, semoga pernikahan mendapat berkah dari Allah swt.

Sungguh, aku senang kau telah menikah dengan laki-laki shalih. Tidak semua Muslimah mendapat lelaki shalih. Mereka diuji dengan laki-laki yang belum kaffah keislamannya.

Sekarang, syukurilah. Meski di awal kau tak menginginkannya, karena perjodohan orang tua. Apakah kau tidak percaya, bahwa Allah swt telah mempertemukanmu dengan laki-laki itu? Ya, saudariku. Pilihan Allah swt tak pernah salah. Allah swt Maha Tahu kondisi dan kebutuhan hamba.

Saudariku, apakah kau tahu ridha suamimu adalah ridha Allah swt? Ya, sekarang jannahmu ada di tangan suamimu yang shalih. Maka, taatilah. Jangan sampai suamimu tidak ridha. Apabila itu terjadi, bukan hanya Allah swt yang tidak ridha padamu, tapi juga malaikat tak akan ridha padamu. Ketika suamimu memberi amanah dan kepercayaan padamu, maka jalani dengan ikhlas. Jangan mengkhianati, yang ada suamimu sakit hati.

Senin, 17 September 2012

Bidadariku, Izinkan Aku Pergi


Bidadariku, belum lama aku menikahimu. Mahar yang kau minta waktu aku menikahimu sungguh mulia, melebihi kilauan berlian. Ya, aku jadi semakin tahu bahwa kau adalah wanita shalihah sekaligus seorang mujahidah. Jaman sekarang, sudah sangat jarang seorang wanita meminta mahar pada calon suaminya berupa hafalan ayat – ayat jihad dan buku hadits. Ditambah dengan kelembutanmu, menambah hiasan pada dirimu. Sungguh, aku sangat bersyukur pada Allah swt karena telah dikarunai bidadari sepertimu.

Bidadariku, selama kau hidup bersamaku, tak sepatah katapun keluhan yang keluar dari bibirmu. Kau memenuhi semua kebutuhanku sebagai suamimu. Tanpa sepengetahuanku, kau terbangun di sepertiga malam. Saat semua orang terhanyut mimpi di malam hari, tanganmu tengadah diiringi butiran embun menetes dari ujung mata beningmu. Baris demi baris kau melantunkan doa, tak lupa kau selalu mendoakanku.

Biadariku, aku akan berusaha membimbingmu pada jalan Allah swt, dengan mengharan cinta – Nya. Aku ini pelengkap hidupmu, dan kau pun pelengkap hidupku. Ketika terpuruk melandaku, kau mengobarkan semangat padaku untuk bangkit dari keterpurukan itu. Di mataku, kau begitu sabar menghadapiku dalam berbagai keadaan. Sungguh, aku bahagia hidup bersamamu. Begitu juga kau, bidadariku. Kau pasti juga bahagia hidup bersamaku.

Sabtu, 09 Juni 2012

Air Mata

Air mata...
Saat kau menetes di kala bahagia, kau dihiasi dengan senyum manis di bibir. Menerima dengan tangan terbuka. Tanpa sedikit pun rasa suka yang menggores hati. Hati pun menjadi berbunga-bunga, seperti taman bunga yang baru bermekaran.

Ungkapan cinta karena Allah swt dari teman-teman, meneteslah air mata bahagia. Artinya, masih punya teman untuk berbagi suka dan duka. Atau mungkin mendapatkan hadiah yang sangat berharga, walau harganya murah. Tapi hadiah itu tak akan pernah dilupakan sepanjang hidup.

Ketika bertemu dengan teman yang lama sekali tak jumpa selama bertahun-tahun. Air mata menetes haru, karena dipertemukan kembali di dunia oleh Allah swt. Atau bertemu dengan kerabat yang lama terpisah oleh waktu, kemudian dipertemukan juga oleh Allah swt di dunia. Atau juga saat ijab qabul, yang oleh Allah swt sudah dihalalkan dua insan yang berbeda. Semuanya membuat air mata menetes, menyiram taman hati hingga bunga jadi merekah...

Jumat, 08 Juni 2012

Doa Dalam Istikharah

Ya Allah, kehadirannya tidak kusadari. Tanpa pula kuundang, telah menggamit setangkai kasih dalam hati. Sekarang, bunga dalam taman hati telah berbunga. Namun, aku tidak menyalahkan diriku, atau dirinya yang telah hadir mengisi ruang hati. Atau tidak juga kusalahkan siapapun. Aku tahu, itu adalah anugerah dari-Mu. Fitrah...

Keshalihan menghias dirinya, membuatku ingin mengenalnya lebih jauh. Keilmuannya pun tanpa kuragu. Mungkin suatu saat dia bisa menjadi tempatku untuk bertanya tentang indahnya Islam. Aku yakin, dia orang yang kaya, tapi bukan kaya harta. Akan tetapi, dia kaya ilmu.

Ketika cinta bersaksi dalam hembusan lafadz tasbih, aku mencoba meraba dalam hati yang tertutup tabir. Sebuah kejutan dari-Mu tuntukku. Hingga kesunyian penghujung malam menjadi teman di peraduan mimpi, yang aku bernyanyi dalam senandung harap pada-Mu.

Saat aku menyebut merdu nama-Mu, hatiku mengukitnya di atas sajadah cinta. Mencoba menetapkan pilihan untuk menjadi pendampingku kelak. Mengekalkannya hingga ke jannah-Mu nanti.

Minggu, 27 Mei 2012

Menetapkan Pilihan...


Mungkin pembaca beranggapan bahwa tulisan ini merujuk pada dua pilihan untuk dijadikan pendamping hidup. Padahal, tulisan ini menetapkan pilihan dalam berbagai hal. Bukan hanya terpaku pada satu malasah : 2 orang laki-laki terbaik untuk dijadikan pendamping. Tulisan ini hanya mengungkapkan secangkir dari lautan hati seperti kaca ini yang sedang galau...

Ya... Setiap pilihan ada konsekuensinya. Ada resiko yang harus ditempuh. Misalnya, ketika menetapkan pilihan untuk mengulur waktu, resikonya adalah yang lain juga ikut terbengkalai. Atau mungkin karena tuntutan amanah pada suatu organisasi, sehingga yang jadi prioritas jadi terbengkalai. Kalau kata pemeran utama dalam fil Korea "Jewel In The Crown", keadaan kita sekarang ini adalah pilihan dan tidak ada nasib. Peran antagonis mengatakan bahwa kesengsaraan yang dialaminya sudah menjadi nasib, tapi benar juga. Antagonis dalam film itu menjadi sengsara pada akhirnya, karena itu pilihannya : menjadi jahat.

Kalau kata teman saya, jika ingin cepat lulus kuliah itu adalah pilihan. Kalau kuliah mulur, itu pun juga pilihan. Ingin cepat lulus, maka butuh pengorbanan yang lebih besar. Tidak hanya tenaga yang terkuras, pikiran dan hati juga akan terkuras, bahkan waktu juga menjadi korbannya.

Rabu, 18 April 2012

Penaklukan Panjang Konstantinopel

Sebuah ramalan Rasulullah menjadi pelecut motivasi yang hebat bagi kaum muslimin untuk membebaskan kota Konstantinopel. Sejatinya ramalan Rasulullah, tentu akan pasti terjadi. Beliau saw tidak bicara dengan nafsunya. Hanya saja redaksi dalam ramalan itu membuat pemimpin-pemimpin umat muslim termotivasi untuk ikut andil untuk merealisasikannya. Layaknya sebuah sayembara.

Hadits itu berbunyi seperti ini: “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (H.R. Ahmad)

Abu Qubail menuturkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, “Suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya, “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab, “Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.” (H.R. Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim)

Penaklukan ini sendiri terjadi 8 abad setelah Rasulullah meramalkannya.
Sejarah panjang gairah penaklukan kota strategis ini dimulai sejak seorang sahabat Rasulullah, Muawiyah r.a. mengusulkan kepada khalifah Utsman bin Affan r.a. untuk membentuk armada laut sebanyak 1600 kapal untuk mengamankan wilayah afrika Utara yang telah dikuasai kaum muslimin. Selain itu, angkatan laut ini juga diperlukan untuk berkonfrontasi terhadap kekutan Romawi yang wilayahnya berada pada tiga benua yang dibatasi oleh laut tengah dan laut mati. Penyerangan kepada ibukota Romawi, Konstantinopel, dari manapun arahnya harus melewati laut. Jadi angkatan laut ini sangat diperlukan.

Pada 650 Masehi, terjadi konfrontasi antara armada Islam yang dipimpin oleh Abdullah bin Abu Sarah melawan armada Romawi yang dipimpin Kaisar Konstantin II di Mount Phoenix. Armada Romawi mengalami kekalahan telak. Konon 20.000 orang pasukannya tewas. Pertempun ini sangat menentukan karena selangkah lagi kaum muslimin akan menghampiri ibukota Romawi. Dan pada 654 M, Utsman bin Affan mengirimkan Muawiyah bin Abu Sofyan r.a. dengan pasukan yang besar untuk mengepung dan menaklukkan Konstantinopel. Tetapi sayang mereka pulang dengan tangan hampa disebabkan oleh kokohnya pertahanan Konstantinopel.

Selasa, 31 Januari 2012

Rahasia Parenting Nabi Ibrahim

Remaja itu masih berumur belasan tahun. Namun kepribadiannya telah matang. Dewasa. Jauh melampaui usia biologisnya.

Kedewasaan karakter itu tercermin dari logika keimanannya yang sempurna. Maka, begitu tahu bahwa penyembelihan dirinya adalah perintah Allah, ia menjawab dengan tenang: "Hai ayahku... kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar" (QS. Ash-Shaaffaat : 102)

Jika hari ini banyak orang tua yang mengeluhkan anaknya tidak berbakti pada mereka, Ibrahim bukan hanya mendapati Ismail berbakti. Lebih dari itu Ismail pada usia remaja telah membaktikan dirinya tanpa reserve kepada Dzat yang memerintahkan berbakti kepada orang tua. Meskipun nyawa sebagai taruhannya.

Kita mungkin beralasan, bahwa Ibrahim dan Ismail adalah nabi. Tak bisa disamakan dengan manusia biasa. Memang itu benar adanya. Akan tetapi, bukankah salah satu gelar yang dianugerahkan Allah kepada Ibrahim adalah uswatun hasanah? Maka, dalam dunia parenting pun Ibrahim mencatatkan keteladanan bagi umat manusia sesudahnya. Lalu, apa rahasia parenting nabi Ibrahim?

Belajar Ketabahan dari Ummu Sulaim

SUATU hari, anak Abu Thalhah meninggal dunia. Ummu Sulaim, istri Abu Thalhah, berkata kepada orang-orang yang menjenguk anaknya, “
Janganlah ada yang memberi kabar kepada Abu Thalhah hingga akulah sendiri yang memberi kabar duka ini.”
 
Berkata begitu, Ummu Sulaim segera merapikan jenazah putranya.

Malam harinya, Abu Thalhah pulang. Ia segera menanyakan keadaan anaknya.

“Ia tenang seperti sedia kala,” jawab Ummu Sulaim.

Istri taat ini bergegas menyuguhkan makan malam bagi suaminya. Tak lupa mematut diri di depan cermin agar tampak lebih indah dari biasanya.

Melihat istrinya yang berhias cantik, Abu Thalhah pun bergairah. Malam itu pun Ummu Sulaim melayani suaminya di atas tempat tidur.

Setelah Ummu Sulaim melihat suaminya tampak puas dan tenang jiwanya, ia pun berkata lembut, “Wahai Abu Thalhah, bila ada keluarga yang meminjam sesuatu kepada keluarga yang lain, lalu mereka meminta kembali barang pinjaman itu, tetapi keluarga itu menolak mengembalikan pinjaman itu, bagaimana menurut pendapatmu?”

“Sungguh, sekali-kali mereka tidak berhak untuk menolaknya karena barang pinjaman harus dikembalikan kepada pemiliknya,” jawab Abu Thalhah dengan segera.

Mendengar jawaban itu, Ummu Sulaim tersenyum, kemudian berkata lagi, “Sesungguhnya anakmu adalah barang pinjaman dari Allah, dan Allah telah mengambilnya.”

Seketika Abu Thalhah mengucapkan kalimat istirja’, Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un.

Selasa, 17 Januari 2012

Blues, Musik yang Berakar dari Tradisi Islam

Blues dikenal sebagai sebuah aliran musik vokal dan instrumental yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Musik yang mulai berkembang pesat pada abad ke-19 M itu muncul dari musik-musik spiritual dan pujian yang biasa dilantunkan komunitas kulit hitam asal Afrika di AS. Musik yang menerapkan blue note dan pola call and response itu diyakini publik AS dipopulerkan oleh 'Bapak Blues'--WC Handy (1873-1958).

 Percayakah Anda bahwa musik Blues berakar dari tradisi kaum Muslim? Awalnya, publik di negeri Paman Sam pun tak meyakininya. Namun, seorang penulis dan ilmuwan serta peneliti pada Schomburg Center for Research in Black Culture di New York, Sylviane Diouf, berhasil meyakinkan publik bahwa Blues memiliki relasi dengan tradisi masyarakat Muslim di Afrika Barat.

 Untuk membuktikan keterkaitan antara musik Blues Amerika dengan tradisi kaum Muslim, Diouf memutar dua rekaman. Yang pertama diperdengarkannya kepada publik yang hadir di sebuah ruangan Universitas Harvard itu adalah lantunan adzan--panggilan bagi umat Islam untuk menunaikan ibadah shalat. Setelah itu, Diouf memutar Levee Camp Holler.

 Rekaman kedua itu adalah lagu Blues lawas yang pertama kali muncul di Delta Mississippi sekitar 100 tahun yang lalu. Levee Camp Holler bukanlah lagu blues yang terbilang biasa. Lagu itu diciptakan oleh komunitas kulit hitam Muslim asal Afrika Barat yang bekerja di Amerika pasca-Perang Sipil.

Pencetus Musik Muslim Spanyol

Menurut sejarawan muslim Ibn Hayyan, gelar Ziryab alias si burung hitam disematkan kepada Abul-Hasan Ali Ibn Nafi, karena pria kelahiran Baghdad 789 M ini, memiliki kulit legam. Namun suaranya jernih dan perilaku yang mengesankan. Dan dalam blantika seni, Ziryab mencatatkan namanya sebagai salah satu pelopor dalam dunia seni musik dan suara. Sejumlah sejarawan Arab menyatakan bahwa Ziryab adalah seorang budak yang kemudian dibebaskan. Lalu ia menjadi pelayan keluarga Al-Mahdi, khalifah Baghdad pada masa dinasti Abbasiah. Tak lama kemudian ia menjadi musisi istana pada masa khalifah Harun Al-Rasyid, penerus Al-Mahdi setelah dia mangkat. Harun memang terkenal sebagai khalifah yang gandrung akan musik. Tak heran jika ia memboyong banyak musisi ke istananya di Baghdad.

Kala itu yang menjadi musisi kesayangan Harun adalah Ishaq Al-Mawsili. Untuk mencetak kader musisi istana, Ishaq pun mendapatkan izin untuk membuka sekolah musik di istana. Salah satu muridnya adalah Ziryab, yang telah bekerja di istana beberapa tahun sebelumnya. Si burung hitam, ternyata murid yang cerdas dan memiliki pendengaran yang tajam. Di luar pelajaran, ia bahkan kerap mencuri dengar dan mempelajari lagu yang didendangkan gurunya. Padahal lagu-lagu Ishaq terkenal begitu kompleks dan tak mudah dipahami. Bahkan oleh seorang pakar musik sekalipun. Namun Ziryab mampu menyerap dan memperkaya wawasannya tentang musik. Ishaq sendiri tak mengetahui sejauh mana muridnya ini menguasai ilmu musik yang diajarkannya. Hingga suatu saat Harun Al-Rasyid meminta Ziryab memainkan musik di hadapannya. Ziryab memainkan musik dengan bagus. Dengan melodi yang jelas dan sarat emosi. Ia telah memainkan alat musik buatannya sendiri.

Sang khalifah terpesona atas kemampuan si burung hitam. Dan meminta Ishaq bersedia membantu Ziryab mengembangkan talentanya itu. Namun nampaknya sang guru terbakar dengki. Ia merasa posisinya sebagai musisi istana terancam. Maka ia pun mengancam akan membunuh Ziryab, memintanya untuk meninggalkan Baghdad setelah memberinya bekal uang. Dengan terpaksa Ziryab meninggalkan istana dan kota kelahirannya, Baghdad. Sang khalifah hanya tahu dari Ishaq bahwa Ziryab mengalami gangguan mental hingga ia meninggalkan Baghdad. Akhirnya, Ziryab beserta keluarganya meninggalkan Baghdad menuju Mesir. Dari negeri Spinx ini, ia melanjutkan perjalanan ke Afrika Utara dan akhirnya terdampar di Tunisia. Pada saat itu, Tunisia berada di bawah kekuasaan dinasti Aghlabid, dengan khalifah Ziyadatullah I. Sebenarnya ia disambut dengan baik di sana, namun ia lebih tertarik melanjutkan perjalanan menuju Kordoba, Spanyol. 

Senin, 16 Januari 2012

Memahami Liberalisme

Menyusul terbitnya fatwa MUI belum lama ini, terdengar suara-suara sumbang Yang mempersoalkan definisi liberalisme. Istilah 'liberalisme' berasal bahasa Latin Dari, liber, Yang artinya 'bebas' atau 'merdeka'. Hingga penghujung Abad ke-18 Masehi, Istilah ini Terkait erat horee DENGAN Manusia merdeka, Bisa semenjak lahir ataupun setelah dibebaskan, yakni mantan budak (Freedman). Dari sinilah Muncul Istilah 'seni liberal' Yang Berarti ilmu Yang Berguna BAGI murah sepatutnya dimiliki oleh setiap Orang merdeka, yaitu arithmetik, geometri, astronomi murah musik (quadrivium) Serta grammatika, Logika murah rhetorika (trivium).

Di zaman pencerahan, kaum intelektual eropa murah politisi menggunakan Istilah liberal UNTUK membedakan mereka Diri Dari Kelompok lain. Sebagai adjektif, kata 'liberal' dipakai menunjuk sikap anti UNTUK feodal, anti kemapanan, rasional, bebas merdeka (independen), berpikiran Terbuka Luas lagi (berpikiran terbuka) murah, KARENA ITU oleh, Hebat (murah hati). Dalam, Politik, liberalisme dimaknai sebagai SISTEM murah kecenderungan Yang berlawanan DENGAN murah menentang 'mati-matian' sentralisasi kekuasaan absolutisme murah. Munculnya republik-republik menggantikan kerajaan-kerajaan konon Tidak terlepas Dari liberalisme ini.

Sementara di bidang Ekonomi, liberalisme merujuk PADA SISTEM pasar bebas dimana intervensi pemerintah Dalam, perekonomian dibatasi-jika Tidak dibolehkan sama Sekali. Hal ini Dalam, murah PADA Batasan tertentu, liberalisme identik DENGAN kapitalisme. Di Wilayah Sosial, liberalisme emansipasi wanita Berarti, penyetaraan gender, pupusnya Kontrol Sosial terhadap individu murah runtuhnya Nilai-Nilai kekeluargaan. Biarkan wanita menentukan nasibnya SENDIRI, sebab tak seorang pun berhak Kini murah boleh memaksa ataupun melarangnya melakukan sesuatu UNTUK.

Muslim Sebagai Penemu Benua Amerika

Selama ribuan tahun, selalu dipersepsikan bahwa penemu Benua Amerika adalah Christopher Colombus pada 12 Oktober 1492. Menurut versi tersebut, ketika pertama kali menginjakkkan kakinya di daratan, dia menyangka mendarat di semenanjung Hindia, sehingga penduduk aslinya disebut ”Indian”. Tapi menurut versi lain, penelitian ulang yang dilakukan oleh beberapa peneliti Barat, atau penelitian dari sumber-sumber tertulis dari kalangan Muslim, ilmuan Muslim, ditemukan data-data baru bahwa Benua Amerika telah ditemukan oleh penjelajah Muslim 603 tahun sebelum Colombus menginjakkan kakinya di benua Amerika. 


Literatur yang menerangkan bahwa penjelajah Muslim sudah datang ke Amerika sebelum Colombus, antara lain pakar sejarah dan geografer Abul Hassan Ali Ibnu al-Hussain al-Masudi (871-957M). Dalam bukunya Muruj Adh-Dhahabwa Maad al-Jawhar (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels / Hamparan Emas dan tambang Permata), al-Masudi telah menuliskan bahwa Khaskhas Ibnu Sa’ied Ibn Aswad, seorang penjelajah Muslim dari Cordova, Spanyol, berhasil mencapai benua Amerika pada 889M.
Al-Masudi menjelaskan, semasa pemerintahan Khalifah Abdullah Ibn Muhammad (888-912M) di Andalusia, Khaskhas berlayar dari Pelabuhan Delbra (Palos) pada 889, menyeberangi lautan Atlantik hingga mencapai sebuah negeri yang asing (al-ardh majhul). Sekembalinya dari benua asing tersebut, dia membawa pulang barang-barang yang menakjubkan, yang diduga berasal dari benua baru yang kemudian berama Amerika.

Sejak itulah, pelayaran menembus Samudera Atlantik yang saat itu dikenal sebagai ”lautan yang gelap dan berkabut”, semakin sering dilakukan oleh pedagang dan penjelajah Muslim. Literatur yang paling populer adalah essay Dr. Yossef Mroueh dalam Prepatory Committe for International Festivals to Celebrate the Millenium of the Muslims Arrival to the America tahun 1996. Dalam essay berjudul Precolumbian Muslims in America (Muslim di Amerika Pra Colombus), Dr. Mroueh menunjukkan sejumlah fakta bahwa Muslimin dari Anadalusia dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya lima abad sebelum Colombus.

Pada pertengahan abad ke-10, pada masa pemerintahan Bani Umayyah Andalusia: Khalifah Abdurrahman III (929-961M), kaum Muslimin dari Afrika berlayar ke arah barat dari pelabuhan Delbra (Palos) di Spanyol menembus “samudera yang gelap dan berkabut”. Setelah menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang “tak dikenal dan aneh”. Dalam pelayaran itu, ada sejumlah kaum Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru itu. Mereka inilah imigran Muslim gelombang pertama yang tiba di Amerika.