1. The Assasin (Mesin Pembunuh)
Tempat :
Syria.
Masa : Pertengahan abad 12 sampai pertengahan abad 16.
Pemimpin: Hasan Bin Sabah (master budaya dan penyair yang menguasai sains modern)
Siapa : Kelompok peghisap ganja yang memiliki misi kekuasaan atas masyarakat muslim sedunia. Pembantai sesama umat dengan dalih jihad yang mengadopsi akidah Syiah tentang Imam Mahdi.
Cara : Serangan gerilya secara keji, merekrut dan menculik pemuda2 ‘berotak baru’ dengan segala kenikmatan bius mereka rasakan berbarengan dengan doktrin-doktrin sebelum akhirnya dilepas kembali ke tengah masyarakat. Di benteng assassins, lembah Alamut yang menjadi legenda Persia yg terkenal dgn sebutan “surga dunia” (Marco polo pernah menulis puisinya usai perjalanan melintasi benteng tersebut), mereka di cuci otak dengan segala tipu daya hingga akal sehat mereka menjadi hilang. bagi mereka sosok Hasan bin Sabah adalah segalanya. Motto mereka kemudian: Tak ada larangan, semua halal. Kemabukan mereka akan terbiasa dengan kemewahan itu lah yg selalu membawa mereka kembali ke taman surgawi Hasan bin Sabah, dan mereka menghalalkan segala cara dan rela meski nyawa sebagai taruhan.
Masa : Pertengahan abad 12 sampai pertengahan abad 16.
Pemimpin: Hasan Bin Sabah (master budaya dan penyair yang menguasai sains modern)
Siapa : Kelompok peghisap ganja yang memiliki misi kekuasaan atas masyarakat muslim sedunia. Pembantai sesama umat dengan dalih jihad yang mengadopsi akidah Syiah tentang Imam Mahdi.
Cara : Serangan gerilya secara keji, merekrut dan menculik pemuda2 ‘berotak baru’ dengan segala kenikmatan bius mereka rasakan berbarengan dengan doktrin-doktrin sebelum akhirnya dilepas kembali ke tengah masyarakat. Di benteng assassins, lembah Alamut yang menjadi legenda Persia yg terkenal dgn sebutan “surga dunia” (Marco polo pernah menulis puisinya usai perjalanan melintasi benteng tersebut), mereka di cuci otak dengan segala tipu daya hingga akal sehat mereka menjadi hilang. bagi mereka sosok Hasan bin Sabah adalah segalanya. Motto mereka kemudian: Tak ada larangan, semua halal. Kemabukan mereka akan terbiasa dengan kemewahan itu lah yg selalu membawa mereka kembali ke taman surgawi Hasan bin Sabah, dan mereka menghalalkan segala cara dan rela meski nyawa sebagai taruhan.