Ini adalah kisah temanku, teman seperuanganku sendiri. Setiap ada masalah, dia selalu curhat padaku. Masalah percintaanya pun aku tahu semua. Mungkin dia satu dari sekian ribu akhwat yang menjadi "korban" hati, gara-gara seorang ikhwan yang merasa "spesial" baginya. Awalnya temanku ini tidak punya akun facebook (FB), dia tetap kekeuh "mengharamkan" situs itu. Dia tetap menggunakan akun pencera-hanhati.com (PH), sebuah situs network Islam asli buatan Indonesia. Mulai dari situ dia berinteraksi dengan dunia maya.
Setahun kemudian, dia seperti penasaran dengan situs network yang bernama FB. Akhirnya, dia buatlah akun di FB. Satu persatu akun orang-orang yang dia kenal maupun tidak dikenal, di-add sebagai teman. Lama-lama temannya di FB-nya makin banyak, ketika itu sudah mencapai ratusan. Selama dia punya akun FB, dia seperti "kecanduan". Setiap hari dia online baik melalui komputer mau pun handphone. "Hahaha, ente ketagihan juga sama tuh facebook. Hahaha", ledekku. Reaksinya hanya senyum-senyum malu.
Sampai suatu ketika, ada seorang ikhwan menge-add fb temanku. Setelah dikonfirmasi, ikhwan itu sering menyapa lewat chatt. Berkenalan, saling ngobrol dan komentar di status masing-masing. Hingga pada akhirnya, mereka saling bertukar nomor telepon dan akhirnya saling mengirim pesan singkat. Pada puncaknya, si ikhwan itu memberi perhatian pada temanku. Temanku ini seperti merasa tersanjung karena merasa diperhatikan oleh si ikhwan itu. Ternyata bukan aku saja yang memperhatikan dia di FB, teman-teman akhwat lain juga memperhatikan mereka melalui FBnya masing-masing. Memang beberapa teman ada yang berteman dengan ikhwan itu. Setelah teman-teman tahu masalah ini, pesan singkat pun datang silih berganti. Kami tidak tahu apakah teman kami yang satu ini sadar atau tidak bahwa dia sedang ditegur oleh teman-teman akhwat.