Selasa, 23 Agustus 2011

Kisah Istri Seorang Mujahid

 
Dia pergi dan meninggalkan aku, dia pergi ketika aku menghapus air mata.

Ya muslimin ini adalah benar yang mana terjadi pada ku dan aku akan menceritakannya kepadamu. Aku menikah dengan seorang pemuda, dimana tidak seorang pun di dunia ini yang sepertinya. Setelah dua bulan pernikahan, dia mengatakan padaku bahwa dia mencintai wanita lain dan cintanya pada wanita itu melebihi cintanya padaku. Aku berfikir dan merenungkannya beberapa saat dan kemudian aku bertanya padanya, “apakah cintamu padanya melebihi cintamu padaku?”. Dia menjawab “ya, aku mencintainya melebihi cintaku padamu”.

Aku pun berkata “Oh suamiku pergilah dan nikahi wanita itu, karena kebahagiaanmu adalah kebahagiaan ku dan kesenanganmu adalah kesenanganku”. Dia pun menjawab, bahwa ia tidak memiliki uang yang cukup untuk menikahi wanita itu. Aku pun berkata padanya "Ambillah perhiasan yang aku miliki, jual-lah itu dan kemudian nikahi perempuan yang kau cintai". Dia pun mengatakan, “itu mungkin akan kubutuhkan suatu hari nanti”. Tetapi dedikasiku membuatnya menerima apa yang aku berikan. 


Ia mengambilnya dan menjualnya kemudian di berangkat untuk mencari cintanya. Dia meninggalkan aku, walaupun itu tidak berlangsung lama setelah kami menikah. Satu bulan berlalu, dua bulan, satu tahun, dua tahun, tiga tahun……….namun suamiku tercinta tidak mengunjungiku. Dia mengatakan melalui telepon bahwa dia terikat dengan pekerjaan dan dia tidak dapat mengunjungiku.

Aku menyeka air mataku, siang dan malam dengan merasakan kepahitan dari perpisahan. Apakah kau berfikir bahwa aku akan membencinya? Tidak, aku tidak pernah membencinya. Dia adalah cintaku… Aku berdiri disampingnya dan mempercayainya karena dia adalah orang yang benar (beriman) dan menepati janji. Aku rindukan untuk berbincang dengannya. Pendengaranku sangat senang ketika aku medengar kata-katanya yang baik, suaranya yang manis (merdu) menenangkan pendengaranku dan tubuhku. Kadang itu lewat satu bulan dan dia tidak mengabariku.

Oh betapa dinginya hati ini dan tidak berperasaannya dia.

Oh betapa dinginnya hati ini dan tidak bijaksananya dia.

Bagaimana beraninya kau itu tanpa berbicara denganku? Aku tidak dapat berani selama itu, tetapi bagaimanapun lelaki, selalu lebih kuat, mereka lebih berani dan lebih berguna (patut). Kemudian dia meneleponku. Aku merasa bahwa seluruh dunia berada dalam genggamanku. Aku menyembuyikan suaraku dan suara sengauku untuk menunjukkan padanya bahwa aku tidak sedih. Aku berbicara dan air mata membasahi pipiku, suaraku menyebabkan berkas kepedihan. Aku menyembunyikan rasa dukaku dalam diriku. Aku menutup rintihan dan rasa sakitku di dalam empat dinding hatiku.

Aku harus menunjukkan bahwa aku kuat, sehingga aku tidak membuat suamiku sedih. Lelaki seperti apa dia, yang meninggalkan perempuan yang baru dinikahinya untuk mencari wanita lain? Perempuan seperti apa dia, yang menjual perhiasannya untuk pernikahan suaminya aku kagum. Aku heran pada kalian berdua…. Dalam hari-hari kegelapan dan kesedihan, tidak ada sebuah hari yang membahagiakan…..

*************Telepon berbunyi, Heyya cepat-cepat mengangkat telepon***********

Sebuah suara yang berat “Aku ingin berbicara kepada saudari Heyya”.

“Ya, aku adalah Heyya”.

Dia mengatakan “Aku seorang ikhwan dari Chechnya, bersabarlah dan berharaplah pada pahala Allah
KARENA SUAMIMU MENINGGAL DALAM KEADAAN SHAHIID SETELAH PEPERANG YANG BERAT MELAWAN RUSIA DI CHECHNYA HARI INI. Bersabarlah dan berharaplah akan pahala dari Allah”

Aku memegang diriku sendiri dan mengatakan “Alhamdulillaah”. Aku menutup telepon dan masuk pada sebuah kehisterisan , penderitaan, rasa sakit, kebahagiaan. Dan semua emosi datang pada saat yang sama. Tetapi ibuku bersedih.

“Heyya, Heyya, ada apa, siapa yang menelepon?”.

Aku tidak dapat mengatakan padanya. Aku menangis dan tertawa. Dia merangkulku dengan berkata , “Heyya, katakana padaku apa yang terjadi, tolong”.

Dengan  panjang lebar aku katakan pada ibuku, “Oh ibuku, siapa yang ingin mengucapkan selamat padaku maka aku terima. Dan siapa yang ingin meratapi ku maka tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruanganku”.

ALLAHU AKBAR. Yang datang hanyalah sedikit yang mana dapat dihitung dengan jari-jari. SubhanaAllah.

Oh suamiku akhirnya kau menemukan kekasihmu.

Oh suamiku kau sekarang pengantin dan kau akan menikah dengan 72 bidadari Al Aina.

Mereka semua lebih cantik dibandingkan dengan Heyya dan lebih menyenangkan dibandingkan dengan Heyya.

Oh suamiku aku berharap aku dapat berbagi dengan si cantik dan menyenangkan Al Aina'. Apakah kau akan melupakan Heyya? Jangan pernah, aku tidak berfikir bahwa kau dapat melupakan Heyya
aku tidak akan pernah melupakanmu, kau akan tetap berada dihatiku selamanya. Selama tiga tahun aku merasakan kepahitan dari perpisahan kita dan tidak pernah mempercantik mataku. Tetapi aku berharap untuk diriku sendiri, aku berharap untuk diriku sendiri bahwa aku akan menemuimu in Surga Firdaus

Cintaku kau adalah pahlawan dan shahiid InshaAllah!!!

Kau telah meninggalkan rumahmu yang nyaman untuk tinggal di dalam hutan dan gua-gua di Chechnya. Dibawah dentuman bom-bom dan granat-granat. Kau harus meninggalkan seorang perempuan muda untuk tidur dalam salju dan bukit-bukit. Aku teringat apa yang kau katakana padaku, “Heyya, aku tidak dapat tidur dengan nyenyak, situasi ini membuat saudari-saudari kita di Chechnya direndahkan. Karena situasi ini-lah hatiku berduka dan air mata mengalir dari mataku”.

Oh suamiku, kau adalah seoarang pria dengan karakter yang baik, nasib yang menimpa ummat ini mengganggumu dan kau menyelesaikan kesusahan umat muslimin.

Aku mengucapkan selamat kepadamu atas surga bi idhnillah.

Aku mengucapkan selamat kepadamu atas persahabatan mu dengan Hamza, Ja’far, Abu bakr, Mus’ab.

Aku mengucapkan selamat kepadamu atas kehadiranmu bersama nabi kita tercinta nabi Muhammad saw….

Aku berharap untuk mu jalan yang tidak berliku.

Amiin

1 komentar:

  1. Salam persaudaraan sobat
    Semoga senantiasa menginspirasi yang lain :)

    BalasHapus