Minggu, 16 Desember 2012

Umar Mukhtar : Lion Of The Desert from Libya

Adalah Umar Mukhtar. Seorang tokoh dan figur yang memiliki semangat juang tinggi, intelektual, cerdas dan berdedikasi tinggi pada agamanya. Dilahirkan tahun 1861 di kota kecil di Libya bernama Zawia Janzour. Umar memulai hidupnya menjadi seorang sufi dan memasuki tarekat yang bernama Sanusiyah sampai beliau meninggal. Tarekat yang unik. Ia tidak meninggalkan dunia tetapi peduli terhadap persoalan dunia. Tarekat ini sering berperang melawan ketidakadilan. Ini mengingatkan kita dengan do’a Abu Bakar, “Ya Allah! Jadikanlah dunia ini di tangan kami bukan di hati kami”.

Awal Perjuangan Libya Tahun 1911 kapal-kapal perang Itali berlabuh di pantai Tripoli, Libya. Mereka membuat permintaan kepada kekhalifahan Turki Ustmaniyah untuk menyerahkan Tripoli kepada Italia. Kalau tidak kota itu akan dihancurkan. Bersama rakyat Libya, kekhalifahan menolaknya mentah–mentah permintaan itu. Mereka menganggap hal ini sebuah penghinaan. Akibatnya, titisan bangsa Romawi ini pun mengebom kota Tripoli tiga hari tiga malam. Peristiwa ini menjadi seri perjuangan mujahidin Libya, bersama tentara Turki melawan pasukan Italia.

Tahun 1912, Sultan Turki menandatangani sebuah perjanjian damai yang sejatinya sebagai simbol menyerahnya Turki kepada Italia. Perjanjian itu diadakan di kota Lausanne,Switzerland. Itulah awal pemerintahan kolonial Italia berkuasa di Libya. Namun, perjanjian ini ditolak rakyat Libya. Mereka tetap melanjutkan perang jihad. Di beberapa wilayah, mereka masih tetap dibantu oleh tentara Turki yang tidak mematuhi perintah dari Jenderal.

Sabtu, 15 Desember 2012

Pesanku Untuk Saudariku

Pesan ini kutuliskan untuk saudari-saudariku muslimah yang senantiasa dilindungi dan dirahmati oleh Allah swt. Yang senantiasa menjaga kehormatannya, dan senantiasa bersabar untuk taat dan menghindari maksiat. Semoga bisa ambil hikmahnya

Saudariku, bagaimana kabarmu? Semoga kau selalu sehat dan di bawah naungan rahmat-Nya. Lalu, bagaimana perasaanmu setelah menikah? Aku selalu berdoa untukmu, semoga pernikahan mendapat berkah dari Allah swt.

Sungguh, aku senang kau telah menikah dengan laki-laki shalih. Tidak semua Muslimah mendapat lelaki shalih. Mereka diuji dengan laki-laki yang belum kaffah keislamannya.

Sekarang, syukurilah. Meski di awal kau tak menginginkannya, karena perjodohan orang tua. Apakah kau tidak percaya, bahwa Allah swt telah mempertemukanmu dengan laki-laki itu? Ya, saudariku. Pilihan Allah swt tak pernah salah. Allah swt Maha Tahu kondisi dan kebutuhan hamba.

Saudariku, apakah kau tahu ridha suamimu adalah ridha Allah swt? Ya, sekarang jannahmu ada di tangan suamimu yang shalih. Maka, taatilah. Jangan sampai suamimu tidak ridha. Apabila itu terjadi, bukan hanya Allah swt yang tidak ridha padamu, tapi juga malaikat tak akan ridha padamu. Ketika suamimu memberi amanah dan kepercayaan padamu, maka jalani dengan ikhlas. Jangan mengkhianati, yang ada suamimu sakit hati.

Senin, 17 September 2012

Bidadariku, Izinkan Aku Pergi


Bidadariku, belum lama aku menikahimu. Mahar yang kau minta waktu aku menikahimu sungguh mulia, melebihi kilauan berlian. Ya, aku jadi semakin tahu bahwa kau adalah wanita shalihah sekaligus seorang mujahidah. Jaman sekarang, sudah sangat jarang seorang wanita meminta mahar pada calon suaminya berupa hafalan ayat – ayat jihad dan buku hadits. Ditambah dengan kelembutanmu, menambah hiasan pada dirimu. Sungguh, aku sangat bersyukur pada Allah swt karena telah dikarunai bidadari sepertimu.

Bidadariku, selama kau hidup bersamaku, tak sepatah katapun keluhan yang keluar dari bibirmu. Kau memenuhi semua kebutuhanku sebagai suamimu. Tanpa sepengetahuanku, kau terbangun di sepertiga malam. Saat semua orang terhanyut mimpi di malam hari, tanganmu tengadah diiringi butiran embun menetes dari ujung mata beningmu. Baris demi baris kau melantunkan doa, tak lupa kau selalu mendoakanku.

Biadariku, aku akan berusaha membimbingmu pada jalan Allah swt, dengan mengharan cinta – Nya. Aku ini pelengkap hidupmu, dan kau pun pelengkap hidupku. Ketika terpuruk melandaku, kau mengobarkan semangat padaku untuk bangkit dari keterpurukan itu. Di mataku, kau begitu sabar menghadapiku dalam berbagai keadaan. Sungguh, aku bahagia hidup bersamamu. Begitu juga kau, bidadariku. Kau pasti juga bahagia hidup bersamaku.