Jumat, 01 Juli 2011

Pelaksana Amaliyyah Al-Istisyhadiyyah : Perjuangan Muslimah Palestina


Pada artikel saya kali adalah 10 syahidah palestina yang cukup terkenal. Mereka adalah para muslimah yang telah “meng-infaqkan” diri demi negara dan Islam dari penjajahan zionis terlaknat. Berikut biografi singkat para mujahidah yang telah menjadi syahidah di tanah para Anbiya’, yakni Palestina.

1. Wafa Idris, ketika menjadi syahidah usianya 28 tahun. Tinggal di camp pelarian Amari yang ada di Ramallah. Wafa berprofesi sebagai perawat palang merah Palestina. Melakukan bom syahid pada tanggal 27 Januari 2002 dengan sasarannya adalah Jaffa Road, Yerusallem. Hasilnya, 150 orang tentara Zionis mengalami luka – luka dan cedera. Sekitar 2 bulan sebelum melakukan bom syahid, ia teringat kisah seorang budak laki – laki yang berumur 15 tahun yang bernama Samir Kosbeh yang telah ditembak mati kepalanya oleh tentara Israel. Wafa melakukan bom syahid melalui Brigade Syuhada Al Aqsha, yaitu sayap militer Fatah. Saat itu, Fatah masih dipimpin oleh Yasser Arafat.

2. Dareen Abu Asyheh, saat syahid usianya masih sangat muda, 21 tahun. Ia berasal dari Beit Wazan, Ramallah, Tepi Barat. Dareen ketika itu juga masih berprofesi sebagai mahasiswa di Universitas An Najah yang berlokasi di Nablus. Melakukan bom syahid di Maccabim Roadblock Israel yang ada di Tepi Barat pada tanggal 27 Februari 2002, yang memakan korban hanya 4 orang cedera tentara Israel. Perkataan terakhir Dareen sebelum syahid pada siaran televisi Arab ANN, “Aku ingin menjadi wanita kedua (setelah Wafa’) untuk melakukan operasi syahid membalas dendam darah syahid dan pengotoran terhadap masjid Al Aqsha.

3. Ayat Muhammad Al Akhrash, syahidah yang biasa dikenal dengan Ayat Akhrash ini berusia masih lebih muda dari Dareen, yaitu masih 18 tahun. Ayat Akhrash berasal dari Camp Dehaisha Refugee, yang berbatasan dengan  Bethlehem. Ketika itu Ayat Akhras masih duduk di bangku SMA. Melakukan bom syahid pada tanggal 29 Maret 2002, tempat sasarannya adalah warga Israel di sebuah kerumunan pasar. Tepatnya di Kyriat Hayovel, Yerusallem. Hasilnya, 2 orang Yahudi terbunuh dan 28 cedera. Kata – kata terakhir Ayat Akhrash, “Apa nikmatnya hidup di dunia ketika kematian selalu mengintai kita. Mana yang lebih indah, mati dalam ketidakberdayaan dan kehinaan atau gugur di medan jihad. Kematian seorang mujahid akan membangkitkan keberanian mujahid-mujahid yang lain, bukan sebaliknya”.

4. Andaleeb Takafka, usianya masih 20 tahun. Tinggalnya di Bethlehem, menjadi syahidah pada tanggal 12 April 2002. Tempat sasarannya adalah terminal bus Israel, menelan korban 6 orang tewas dan 104 orang cedera. Pesan terakhir Andaleeb, “when you want to carry out such an attack, whether you are a man or a woman, you don’t think about the explosive belt or about your body being ripped into pieces. We are suffering. We are dying while we are still alive”. 

5. Hiba Al Daragma, usia masih 19 tahun. Tempat tinggal di Kota Tubas, Ramallah, Tepi Barat. Masih berprofesi sebagai mahasiswa program studi Sastra Inggris di Universitas Al Quds. Saat melakukan bom syahid, bertempat di bagian luar pusat perbelanjaan di Amakim, Afula bagian utara Israel. Pada operasi tersebut, 3 orang Yahudi tewas dan 93 orang lainnya cedera. Hiba melakukannya melalui Brigade Al Quds yaitu militer Harakah Jihad Islamiyah. Hiba tidak pernah berbicara pada laki – laki mana pun kecuali dengan keluarganya, semua teman belajarnya hanya perempuan.

6. Hanadi Taiseer Jaradat, usia 29 tahun berasal dari Jenin. Melakukan bom syadid pada tanggal 4 Oktober 2003, tempatnya di sebuah restoran Israel. Hasilnya, 21 orang Yahudi tewas dan 50 lainnya mengalami cedera. Hanadi merupakan muslimah ke dua yang direkrut oleh Harakah Jihad Islami, Palestina untuk melakukan bom syahid ini. Sebelum operasi tersebut, Hanadi begitu teruji dengan kematian tunangnya, adiknya, Fadi (25 tahun) dan sepupunya, Shalah (34 tahun) yang dibunuh oleh Angkatan Pertahanan Israel dalam satu penyerbuan di Jenin pada Juni 2003. Operasi Hanadi dipermudahkan oleh Allah. Dengan tubuhnya yang dipasang bom, Hanadi dengan mudah melintasi pengawal keselamatan di restoran tersebut tanpa dicurigai sedikitpun oleh mereka.

7. Reem Soleh Ar-Riyashi, usianya 22 tahun sudah memiliki 2 orang anak, Dhuha (ketika itu masih berusia 3 tahun) dan Muhammad (1,5 tahun) hasil dari pernikahannya dengan Ziyad ‘Awwad. Bertempat tinggal di daerah Zaitu, Gaza. Berprofesi sebagai mahasiswa jurusan sains, melakukan bom syahid pada tanggal 14 Januari 2004 dengan sasaran pos tentara di Erez, berbatasan dengan jalur Gaza. Hasilnya, 4 tentara Yahudi tewas dan 10 orang lainnya mengalami cedera. Reem melakukan bom syahid melalui Brigade Izzudin Al Qassam, sayap militer HAMAS. Pesan – pesan terakhir “Saudara-sauadaraku yang kerana Allah kita bersaudara, jika Allah memberi kemuliaan dengan terlaksananya cita-citaku ini, maka aku berharap kepada anda semua untuk menyerahkan anak-anakku kepada keluarga yang selalu berzikir dan taat kepada Allah. Sehingga mereka boleh menanamkan nilai-nilai agama dan keimanan dalam diri anak-anak saya. Daftarkan kedua-duanya ditempat menghafaz Al-Qur’an dan sekolah Islam. Didik dan besarkanlah keduanya dengan pendidikan dan bimbingan yang Islami. Ketahuilah bahwa, kedua anak itu adalah amanah yang ada pada bahu kalian. Kalian kelak akan ditanya tentang keduanya pada saat Hari Qiamat

8. Zainab Abu Salem, usia masih 18 tahun, ketika itu baru lulus SMA dan akan masuk universitas. Zainab melakukan bom syahid pada tanggal 22 Oktober 2004, di pemberhentian pejalan kaki yang biasa juga tempat orang naik taksi. Sasarannya adalah tentara Israel di Yerusallem, hasilnya adalah 2 orang polisi tewas dan 17 orang lainnya cedera. Jasadnya tidak utuh lagi, hanya kepala saja yang bisa dikenali.

9. Merfat Mas’ud, usianya masih 18 tahun, tinggal di Bait Hanun. Mahasiswa di University of Gaza. Melakukan bom syahid di sebuah jalan Beit Hanun, sasarannya adalah tentara Israel yang ingin menggeledah rumah warga pada tanggal 6 November 2006. Seorang tentara Israel tewas dan beberapa orang lainnya mengalami luka dan cedera. Merfat melakukannya melalui Brigade Al Quds, sayap militer Harakah Jihad Islamiyah. Pesan terakhirnya ketika memegan Al Qur’an dan senjata M-16 sambil tersenyum, “Aku mencintai kalian, tapi aku lebih cinta pada Allah dan Palestina”. Surat wasiat tertulis “Wahai bangsaku yang selalu berada dalam kondisi berjaga, tetaplah diatas jalan ini. Jalan perlawanan. Peliharalah janjimu untuk darah para syuhada’ . Hari ini aku keluar melakukan aksi syahid untuk membalas semua yang pernah dilakukan penjajah Zionis Israel dalam bentuk pembantaian, agar aksi ini menjadikan jasad-jasad kita sebagai api yang membakar habis penjajah yang bengis

10. Fatimah Umar Mahmud An-Najar (Ummu Muhammad), usianya sudah 57 tahun. Bertempat tinggal di Jabaliya, beliau adalah aktivis Perjuangan Muslimah Palestina. Melakukan syahid pada tanggal 23 November 2006, tempat sasaran di Gaza dengan korban 5 tentara Israel hanya mengalami cedera. Beliau juga dikenali oleh masyarakat dengan panggilan Ummu Muhammad, seorang wanita tua yang sentiasa berada dibarisan hadapan dalam demonstrasi – demonstrasi dihadapan tentera Israel bersama muslimah Palestina. Beliau adalah ibu dari 9 orang anak dan nenek dari 41 orang cucu. Beliau melakukan bom syahid melalui Brigade Izzudin Al Qassam, sayap militer HAMAS.

Semoga bisa menjadi telada bagi para Muslimah di seluruh dunia. ALLAHU AKBAR..!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar