Sabtu, 09 Juni 2012

Air Mata

Air mata...
Saat kau menetes di kala bahagia, kau dihiasi dengan senyum manis di bibir. Menerima dengan tangan terbuka. Tanpa sedikit pun rasa suka yang menggores hati. Hati pun menjadi berbunga-bunga, seperti taman bunga yang baru bermekaran.

Ungkapan cinta karena Allah swt dari teman-teman, meneteslah air mata bahagia. Artinya, masih punya teman untuk berbagi suka dan duka. Atau mungkin mendapatkan hadiah yang sangat berharga, walau harganya murah. Tapi hadiah itu tak akan pernah dilupakan sepanjang hidup.

Ketika bertemu dengan teman yang lama sekali tak jumpa selama bertahun-tahun. Air mata menetes haru, karena dipertemukan kembali di dunia oleh Allah swt. Atau bertemu dengan kerabat yang lama terpisah oleh waktu, kemudian dipertemukan juga oleh Allah swt di dunia. Atau juga saat ijab qabul, yang oleh Allah swt sudah dihalalkan dua insan yang berbeda. Semuanya membuat air mata menetes, menyiram taman hati hingga bunga jadi merekah...

Air mata...
Bagaimana jika air mata yang menetes adalah air mata duka? Bibir sudah terasa kelu untuk mengungkapkan segala luka hati. Di kala tak bisa mengucap dengan kata-kata, maka air mata yang akan berbicara. Semua kisah duka yang membuat hati terluka.

Kehilangan orang-orang yang disayangi atau orang-orang yang menyayangi, apakah salah jika menangis karenanya?

Kehilangan orang yang dicintai atau orang yang mencintai, apakah salah jika air mata ini menetes untuknya??

Rasulullah pun pernah menangis karena ditinggal pulang oleh ketiga anak laki-lakinya. Rasulullah pun pernah bersedih ketika harus kehilangan orang yang paling dicintainya, yaitu istrinya sendiri, Khadijah. Rasulullah juga pernah bersedih karena kehilangan seorang paman yang selalu melindunginya dari penyiksaan orang-orang Quraisy. Jadi, salahkah bila mengangis karena kehilangan orang-orang yang mencintai dan dicintai, serta menyayangi dan disayangi??

Ya... Semuanya tidak harus dimiliki sepenuhnya. Kadang hati hanya bisa mencintai, tak bisa memilikinya. Begitu juga ketika hati hanya menyayangi, tapi tidak bisa memiliki sepenuhnya.

Air mata...
Biarlah ia menjadi doa saat bersujud di atas sajadah panjang. Memohon yang terbaik, untuk diri dan untuk orang-orang yang mencintai dan menyayangi, namun telah pergi...

(Untuk seseorang di belahan bumi sana, maafkan aku jika ada sikapku yang kau tidak berkenan... Aku bersedih, karena seperti kehilanganmu...)