Sebelumnya artikel saya mengenai 15 oraganisasi paling rahasia, kali ini artikel saya mengenai 10 penguasa terkejam di dunia, siapa saja mereka? Berikut ulasannya...
1.Josef Stalin
Josef
(Josef Vissarionovich Stalin, Iósif Vissariónovich Stálin), nama asli
Ioseb Jughashvili, (21 Desember 1879 (tarikh Kalender Gregorian) – 5
Maret 1953) adalah pemimpin Uni Soviet dan seorang diktator yang sangat
kejam, dikenal juga dengan sebutan Manusia Baja. Ia diperkirakan telah
memerintahkan pembunuhan sekitar 30 juta jiwa penduduk Rusia dan
negara-negara sekitarnya. Ia juga dikenal sebagai orang yang membenci
agama. Tadinya ia masuk seminari di Tbilisi, namun ia kemudian menjadi
tak percaya lagi pada Tuhan setelah membaca buku Asal-usul Spesies karya
Charles Darwin.
Ia tampil sebagai pemimpin partai
komunis dalam negara Uni Republik Soviet Sosialis. Saingan utama Stalin
Adolf Hiadalah Leon Trotsky, Leon berhasil diusir keluar dari Rusia
kemudian dibunuh. Menjelang tahun 1929 Stalin menjadi kepala negara. Ia
memperlakukan saingannya atau siapapun yang melawannya degan kejam
mereka semua dihukum mati sebagai musuh negara Sovyet atau
menjebloskannya ke dalam kamp-kamp penjara. Dalam Perang Dunia II
(1939-1945) Rusia berperang dengan Inggris serta Amerika Serikat melawan
Jerman. Tetapi seusai perang Stalin ”memasang Tirai Besi” antara sekutu
Barat dan Rusia dan sebagian besar negara di Eropa Timur dijadikan
negara Komunis. Stalin berkuasa sampai akhir hayatnya pada usia 73
tahun. Pada masa pemerintahannya ia tidak hanya mengawasi seluruh negara
Rusia, melainkan juga negara-negara di luar Rusia.
2.Mao Zedong
Mao
Zedong (Shaoshan, Hunan, 26 Desember 1893 – Beijing, 9 September 1976),
adalah nama seorang tokoh filsuf dan pendiri negara Republik Rakyat
Cina.
Mao dan Partainya
Partai Mao didirikan pada tahun 1921 dan
Mao semakin hari semakin vokal. Antara tahun 1934 – 1935 ia memegang
peran utama dan memimpin Tentara Merah Cina menjalani “Mars Panjang”.
Lalu semenjak tahun 1937 ia ikut menolong memerangi Tentara Dai Nippon
yang menduduki banyak wilayah Cina. Akhirnya Perang Dunia II berakhir
dan perang saudara berkobar lagi. Dalam perang yang melawan kaum
nasionalis ini, Mao menjadi pemimpin kaum Merah dan akhirnya ia
menangkan pada tahun 1949. Pada tanggal 1 Oktober tahun 1949, Republik
Rakyat Cina diproklamasikan dan pemimpin Cina nasionalis; Chiang Kai
Shek melarikan diri ke Taiwan.
Mao dan Kebijakan Politiknya
Mao membedakan dua jenis konflik;
konflik antagonis dan konflik non-antagonis. Konflik antagonis
menurutnya hanya bisa dipecahkan dengan sebuah pertempuran saja
sedangkan konflik non-antagonis bisa dipecahkan dengan sebuah diskusi.
Menurut Mao konflik antara para buruh dan pekerja dengan kaum kapitalis
adalah sebuah konflik antagonis sedangkan konflik antara rakyat Cina
dengan Partai adalah sebuah konflik non-antagonis.
Pada tahun 1956 Mao memperkenalkan
sebuah kebijakan politik baru di mana kaum intelektual boleh
mengeluarkan pendapat mereka sebagai kompromis terhadap Partai yang
menekannya karena ingin menghindari penindasan kejam disertai dengan
motto: “Biarkan seratus bunga berkembang dan seratus pikiran yang
berbeda-beda bersaing.” Tetapi ironisnya kebijakan politik ini gagal:
kaum intelektual merasa tidak puas dan banyak mengeluarkan kritik. Mao
sendiri berpendapat bahwa ia telah dikhianati oleh mereka dan ia
membalas dendam. Sekitar 700.000 anggota kaum intelektual ditangkapinya
dan disuruh bekerja paksa di daerah pedesaan.
Mao percaya akan sebuah revolusi yang
kekal sifatnya. Ia juga percaya bahwa setiap revolusi pasti menghasilkan
kaum kontra-revolusioner. Oleh karena itu secara teratur ia memberantas
dan menangkapi apa yang ia anggap lawan-lawan politiknya dan para
pengkhianat atau kaum kontra-revolusioner. Peristiwa yang paling
dramatis dan mengenaskan hati ialah peristiwa Revolusi Kebudayaan yang
terjadi pada tahun 1966. Pada tahun 1960an para mahasiswa di seluruh
dunia memang pada senang-senangnya memberontak terhadap apa yang mereka
anggap The Establishment atau kaum yang memerintah. Begitu pula di Cina.
Bedanya di Cina mereka didukung oleh para dosen-dosen mereka dan
pembesar-pembesar Partai termasuk Mao sendiri.
Para mahasiswa dan dosen mendirikan apa
yang disebut Garda Merah, yaitu sebuah unit paramiliter. Dibekali dengan
Buku Merah Mao, mereka menyerang antek-antek kapitalisme dan
pengaruh-pengaruh Barat serta kaum kontra-revolusioner lainnya. Sebagai
contoh fanatisme mereka, mereka antara lain menolak berhenti di jalan
raya apabila lampu merah menyala karena mereka berpendapat bahwa warna
merah, yang merupakan simbol sosialisme tidak mungkin mengartikan
sesuatu yang berhenti. Maka para anggota Garda Merah ini pada
tahun 1966 sangat membabi buta dalam memberantas kaum kontra
revolusioner sehingga negara Cina dalam keadaan amat genting dan hampir
hancur; ekonominyapun tak jalan. Akhirnya Mao terpaksa menurunkan
Tentara Pembebasan Rakyat untuk menanggulangi mereka dan membendung
fanatisme mereka. Hasilnya adalah perang saudara yang baru berakhir pada
tahun 1968.
G-30-S PKI dan Keterlibatan Mao
Masa Revolusi Kebudayaan Cina juga
bertepatan dengan masa-masa pemberontakan G-30-S PKI di Indonesia di
mana beberapa kalangan di Indonesia menuduh orang-orang dari Republik
Rakyat Cina sebagai dalangnya. Mao menyangkalnya dan hubungan antara
Indonesia dan RRT yang sebelumnya hangat menjadi sangat dingin sampai
hubungan diplomatik dibuka kembali pada tahun 1990, jauh setelah Mao
meninggal dunia.
Kegagalan Mao
Pada tahun 1958 Mao meluncurkan apa yang
ia sebut Lompatan Jauh ke Depan di mana daerah pedesaan direorganisasi
secara total. Di mana-mana didirikan perkumpulan-perkumpulan desa
(komune). Secara ekonomis ternyata ini semua gagal. Komune-komune ini
menjadi satuan-satuan yang terlalu besar dan tak bisa terurusi.
Diperkirakan kurang lebih hampir 20 juta jiwa penduduk Cina kala itu
tewas secara sia-sia.
3. Adolf Hitler
Adolf
Hitler (20 April 1889 – 30 April 1945) adalah Kanselir Jerman dari
tahun 1933 dan Führer (Pemimpin) (Reich ketiga) Jerman sejak 1934 hingga
ia meninggal. Pada 2 Agustus 1934, ia menjadi diktator Jerman setelah
Presiden Von Hindenburg meninggal. Ia menyatukan jabatan kanselir dan
presiden menjadi Führer sekaligus menjadikan Nazi sebagai partai tunggal
di Jerman. Ia juga seorang Ketua Partai Nasionalis-Sosialis (National
Socialist German Workers Party atau Nationalsozialistische Deutsche
Arbeiterpartei/NSDAP) yang dikenal dengan Nazi. Nazi secara resmi
dibubarkan setelah Jerman kalah dalam Perang Dunia II yang besar karena
sistem kediktatoran Hitler. Hitler seorang orator yang berkharisma,
Hitler merupakan salah satu pemimpin yang paling berpengaruh di dunia.
Ketika Perang Dunia II akan berakhir, Hitler bunuh diri di bunker bawah
tanah-nya di Berlin bersama istrinya yang dinikahinya belum lama di
dalam bunker, Eva Braun.
Nazi
Hitler kemudian berkecimpung secara
langsung dalam politik dan menjadi pengurus Partai Buruh Jerman (bahasa
Jerman: Deutsche Arbeiterpartei/DAP) pada bulan Juli 1921. Hitler
menggunakan kebolehan berpidatonya untuk menjadi ketua partai. Dia
kemudian menukar nama DAP menjadi Nationalsozialistische Deutsche
Arbeiterpartei (NSDAP) atau partai Nazi. Pada tahun 1929 NSDAP menjadi
pemenang mayoritas dalam pemilihan umum di kota Coburg, dan kemudian
memenangi pemilu daerah Thüringen. Presiden Jerman masa itu, Paul
von Hindenburg akhirnya melantik Hitler sebagai Kanselir.
Hitler dan Teori Darwin
Teori Darwin telah memasuki benak
Hitler, bahkan meresap sampai ke tulang sumsum. Hal ini amat terasa
dalam bukunya Mein Kampf (Perjuanganku). Ia menyamakan ras non-Eropa
sebagai kera.
Dari dalam dirinya tumbuh ‘kekuatan’
yang mendapat inspirasi dari teori Darwin bahwa untuk mempertahankan
hidup manusia harus bertarung. Ia menerjemahkan impiannya dengan
menyerang Austria, Cekoslowakia, Perancis, Rusia, dll. Malah terbersit
nafsu menguasai seluruh dunia. Ia melansir konsep eugenetika yang
menjadi dasar pijakan pandangan evolusionis Nazi. Eugenetika
berarti ‘perbaikan’ ras manusia dengan membuang orang-orang berpenyakit
dan cacat serta memperbanyak individu sehat. Sehingga menurut teori itu,
ras manusia bisa diperbaiki dengan meniru cara bagaimana hewan
berkualitas baik dihasilkan melalui perkimpoian hewan yang sehat.
Sedangkan hewan cacat dan berpenyakit dimusnahkan.
Tak lama setelah berkuasa, Hitler
menerapkan teori itu dengan tangan besi. Orang-orang lemah mental,
cacat, dan berpenyakit keturunan dikumpulkan dalam ‘pusat sterilisasi’
khusus. Karena dianggap parasit yang mengancam kemurnian rakyat Jerman
dan menghambat kemajuan evolusi, maka atas perintah rahasianya, dalam
waktu singkat mereka semua dibabat habis.
Masih dalam euforia teori evolusi dan
eugenetika, Nazi menghimbau muda-mudi berambut pirang bermata biru yang
diyakini mewakili ras murni Jerman biar berhubungan seks tanpa harus
menikah. Pada 1935, Hitler memerintahkan didirikannya ladang-ladang
khusus reproduksi manusia. Di dalamnya tinggal para wanita muda yang
memiliki ras Arya. Para perwira SS (Schutzstaffel) sering mampir ke sana
buat mesum dengan dalih eugenetika. Para bayi yang lahir kemudian
disiapkan menjadi prajurit masa depan ‘Imperium Jerman’. Menurut
Charles Darwin, karena ukuran tengkorak manusia membesar saat menaiki
tangga evolusi, maka di seluruh Jerman dilakukan pengukuran buat
membuktikan tengkorak bangsa Jerman lebih besar dari ras lain.
Mereka yang tak sebesar ukuran resmi, begitupun yang gigi, mata,
dan rambut di luar kriteria evolusionis langsung dihabisi.
Perang Dunia II dan Kejatuhan Jerman
Pada September 1939, Hitler menyerang
Polandia dengan serangan taktik blitzkrieg (serangan darat, udara secara
kilat) mencapai kejayaan yang mengejutkan musuh dan jenderalnya
sendiri. Serangan terhadap Polandia menyebabkan musuh-musuhnya Inggris
dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman, dengan itu dimulailah
Perang Dunia II.
Pada masa Perang Dunia II, pihak Inggris
dipimpin oleh Sir Winston Churchill yang menggantikan Arthur Neville
Chamberlain yang jatuh akibat skandal serbuan Nazi ke Polandia 1939,
Perancis yang dipimpin oleh Jendral Gamelin yang saat itu ditunjuk
sebagai komando tertinggi sekutu gagal menahan serangan kilat Jerman ke
Belgia dan Perancis, Perancis akhirnya dipimpin oleh Jenderal Charles de
Gaulle yang memimpin pasukan perlawanan Perancis pada masa Pemerintahan
Vichy, serta bantuan Amerika Serikat yang dipimpin Jendral Eisenhower
sebagai panglima mandala di Eropa meskipun sebelumnya Amerika Serikat
enggan terlibat pada perang yang sebelumnya dianggap sebagai perang
Eropa itu.
Setelah lama berperang dan setelah
mengalami kekalahan di setiap medan pertempuran, Hitler menyadari bahwa
kekalahan sudah tidak dapat dielakkan. Awal kekalahan Hitler adalah saat
menggempur Kota Kursk Uni Sovyet dengan Operasi Citadel, kekuatan
Jerman terdiri dari 800.000 infanteri, 2.700 tank lapis baja, 2.000
pesawat tempur dan dipimpin oleh Jenderal Erich Von Manstein dan
Jenderal Walther Models sedangkan kekuatan Uni Soviet terdiri dari
1.300.000 infanteri, 3.600 tank, dan 2.400 pesawat tempur. Rencana
serangan ini telah diketahui secara detail oleh intelejen Uni Sovyet
yang berada di Switzerland. Stalin pun langsung memerintahkan tentaranya
untuk membangun pertahanan kuat di kawasan Kursk. Di pertempuran inilah
banyak sekali tank – tank andalan Jerman dan Uni Sovyet hancur,
diantaranya Tank Tiger, Panther, Elefant (Jerman) dan Tank T-34, SU
-152, dan KV -1. Jerman mengalami pukulan mematikan di Stalingrad serta
Serangan pukulan sekutu di Normandia dan gagal dalam Ardennes Offensive,
yaitu serangan balasan yang dilakukan tentara jerman atau Wehrmacht dan
beberapa divisi panzer yang masih tersisa dipimpin Jenderal Mantauffel
pada saat musim salju untuk merebut kembali Kota Antwerp di Belgia.
Serangan ini berlangsung secara terseok – seok dan berakhir gagal karena
kurangnya pasokan logistik dan bahan bakar untuk Panzer dari Jerman
sehingga banyak panzer yang masih “Fresh from the Oven” seperti tank
Tiger dan Panther teronggok di pinggir jalan karena kehabisan solar.
Hitler yang menyadari kejatuhannya sudah dekat kemudian mengawini wanita
simpanannya Eva Braun, kemudian bunuh diri bersama-sama pada 30 April
1945. Jasadnya dibakar agar tidak jatuh ke tangan musuh.
4. Vladimir Lenin
Vladimir
Illich Lenin, Nama aslinya adalah Vladimir Ilyich Ulyanov (10 April (22
April menurut tarikh Kalender Gregorian) 1870 – 21 Januari 1924),
adalah seorang revolusioner komunis Rusia, pemimpin partai Bolshevik,
Perdana Menteri Uni Soviet pertama dan pencipta paham Leninisme.
Nama Lenin sebenarnya adalah sebuah nama samaran dan diambil dari nama
sungai Lena, di Siberia.
Perkembangannya menjadi seorang Revolusioner
Sementara itu ketika bekerja sebagai
seorang pengacara di Saint Petersburg, ia mulai mengenal karya-karya
Karl Marx dan Friedrich Engels. Karena karya tentang Marxisme dilarang
di Rusia, Leninpun ditangkap dan dipenjara selama setahun. Lalu ia
dibuang ke Siberia. Saat di dalam penjara pun Lenin menunjukkan
bakatnya dengan mengalahkan para penghuni penjara yang lain dalam
bermain catur. Pada bulan Juli 1898, masih di Siberia, Lenin
menikahi seorang wanita sosialis bernama Nadezhda Krupskaya. Pada tahun
1899, ia menulis buku tentang perkembangan Kapitalisme di Rusia. Pada
tahun 1900, ia diperbolehkan pulang dari Siberia. Lalu ia berkeliling
Eropa dan mengunjungi konferensi-konferensi Marxis.
Pada tahun 1903 Lenin bertengkar dengan
para pengurus Partai Sosial-Demokrat dan Buruh Rusia mengenai struktur
kepartaian. Martov seorang pengurus menginginkan sebuah struktur
yang agak lepas dan otonom sedangkan Lenin menginginkan struktur yang
sentralistik. Lalu partai ini pecah menjadi dua. Orang-orang Lenin
disebut kaum Bolshevik yang berarti mayoritas dan orang-orang Julius
Martov disebut kaum Menshevik yang berarti minoritas.
Revolusi Rusia
Pada bulan Februari 1917, berhubung
dengan kekalahan besar Rusia di Perang Dunia I, maka Tsar Nikolas II
dipaksa untuk turun takhta. Lalu dibentuk sebuah kabinet yang dipimpin
oleh Alexander Kerensky. Lalu Lenin pada tanggal 16 April 1917 kembali
ke Petrograd, nama kota Saint Petersburg yang telah di’Rusia’-kan.
Kemudian Lenin pada bulan Juli mencoba
mengadakan pemberontakan kaum buruh. Tetapi pemberontakan ini gagal,
lalu Lenin melarikan diri ke Finlandia. Pada bulan Oktober ia kembali
lagi dan berusaha mengadakan Revolusi Oktober. Pada saat ini ia
berhasil, maka pada tanggal 7 November 1917 menurut tarikh Kalender
Gregorian atau tanggal 25 Oktober menurut tarikh Kalender Julian,
revolusinya berhasil dan Kerensky terpaksa melarikan diri. Pada
tanggal 30 Agustus 1918, Lenin ditembak oleh Fanya Kaplan, seorang
wanita revolusioner pula, sebanyak tiga kali. Kaplan menganggap Lenin
telah mengkhianati Revolusi Rusia. Lenin bisa selamat tetapi
kesehatannya mulai menurun dan akhirnya ia meninggal dunia pada tanggal
21 Januari 1924 setelah stroke empat kali.
5. Idi Amin
Jenderal
Idi Amin Dada Oumee (Koboko, Uganda, sekitar tahun 1925–Jeddah, Arab
Saudi, 16 Agustus 2003), yang juga dikenal dengan nama Idi Amin, adalah
pemimpin diktator militer di Uganda yang memerintah pada 25 Januari
1971- 13 April 1979.
Masa berkuasa
Begitu Idi Amin berkuasa, Uganda menjadi
negara yang sangat terkenal di dunia internasional. Pada bulan Agustus
1972, semua orang Asia berwarga negara Inggris (60.000 jiwa) diberi
waktu sembilan puluh hari untuk angkat kaki dari Uganda. Tindakan ini
bukan karena rasialisme, tetapi karena ia ingin memberikan “kemerdekaan
yang sesungguhnya bagi rakyat Uganda”. Yang kalang kabut tentu saja
Inggris, yang para pejabatnya buru-buru menghubungi Australia, Selandia
Baru, dan negara-negara persemakmuran Inggris lainnya untuk membicarakan
penampungan, apalagi Kenya dan Tanzania menolak memberikan penampungan
terhadap para pengungsi. Sepuluh hari kemudian ditetapkan aturan
tambahan bahwa orang asing yang sudah menjadi warga negara Uganda harus
pergi dari Uganda. Jumlahnya sekitar 23.000 jiwa. Sudah tentu warga
negara keturunan asing yang lahir di Uganda kebingungan. Jika mereka
pergi, status mereka adalah tanpa negara (stateless). Ditambah lagi,
India, Pakistan, dan Bangladesh (negara asal mereka) menolak menerima
kembali mereka. Ditambah pula dengan kebijakan nasionalisasai
perusahaan-perusahaan milik orang-orang Eropa di Uganda. Idi Amin memang
benar benar “memusingkan banyak orang”.
Akibat keputusan ini, timbul krisis
ekonomi parah di Uganda. Sekitar 90% perdagangan dan industrinya
dikuasai orang-orang Asia. Orang Uganda sendiri masih sangat
agraris tradisional dan kurang kecakapan, modal, dan ketrampilan.
Sebenarnya, rencana pengusiran orang Asia sudah direncanakan oleh Milton
Obote karena dirasakan terlalu mencengkram ekonomi Uganda, tetapi masih
menargetkan waktu lima tahun, dengan alasan mempersiapkan orang Uganda.
Pemerintahan Uganda sedemikian kacaunya
sehingga Komisi Hukum Internasional PBB melapor kepada sekjen PBB saat
itu, Kurt Waldheim pada tanggal 7 Juni 1974, yang isinya: “Uganda adalah
negeri tanpa hukum”. Salah satu puncak krisis adalah minta suakanya
Menteri Keuangan Emmanuel Wakheya ke Inggris karena tidak tahan lagi
terhadap keputusan ekonomi yang diambil oleh pemerintahan rezim militer
Idi Amin.
Di awal 1977, William Johnshon menulis
laporan kepada harian Bangkok Post yang isinya: “Setelah empat tahun
berkuasa, Idi Amin telah mengubah kehidupan Uganda yang buruk. Dulu
negeri Uganda pengekspor teh dan kopi, namun karena sistem administrasi
dan transportasi yang buruk, ratusan karung kopi teronggok di gudang
menunggu diekspor, semetara puluhan ribu ton diselundupkan ke Kenya.
Uganda dulunya sebagai salah satu negeri tersubur di Afrika, kini hasil
pertanian begitu langkanya sampai penduduk kota menanam tebu dan pisang.
Sabun, gula, dan gandum diperlakukan seperti emas saking langkanya.
Sementara di pedesaan hasil panen begitu melimpah, penduduk kota tidak
dapat menikmati hasilnya. Lima tahun lalu beroperasi 298 bus yang
dijalankan pemerintah, kini cuma 11 yang masih jalan.”Pada bulan April
1979, Idi Amin berhasil digulingkan oleh tentara nasionalis Uganda yang
dibantu Tanzania. Sebelumnya Idi Amin dengan bantuan Libya mencoba
menyerang Kagera, provinsi utara Tanzania.
Idi Amin akhirnya terbang mengungsi ke
Libya yang kemudian meminta suaka ke Jeddah, Arab Saudi serta menetap di
sana. Menurutnya, angka kematian 100.000 sampai 300.000 orang yang
dianiya dan dibunuh adalah akibat kesalahan bagian intelijen. Bahkan
Biro Riset Nasional mengancam akan membunuhnya. Menurut Amin, banyak
hal-hal buruk yang disembunyikan ketika dia berkuasa. Ketika dia tahu
keberadaan biro itu, semua sudah terlambat.
Namun, semasa Amin belum jatuh, David
Martin dalam artikelnya di South China Morning Post membeberkan
bagaimana Idi Amin mengetahui sepak terjang oknum-oknumnya. Ia mengaku
tidak ingin jadi Presiden, tentaranyalah yang memintanya, namun mengenai
pengusiran orang Asia dia mengatakan, “Mereka terlampau berkuasa dan
mencemooh kaum kami”.
Idi Amin mempunyai empat orang istri.
Istri pertamanya adalah Sarah atau Mama Malian yang dinikahinya pada
tahun 1958, yang kedua Kay, yang ketiga Norah, dan yang keempat Medina,
yang dinikahinya pada tahun 1971. Pada awal tahun 1974 ia ceraikan tiga
istrinya yang pertama sehingga tinggal Medina. Pada 1 Agustus 1975, ia
menikah dengan Sarah, seorang pembalap pasukan berani mati Angkatan
Darat Uganda. Empat bulan kemudian, dia menikahi Babirye putri seorang
usahawan Uganda. Waktu itu Idi Amin sudah mempunyai 34 orang anak.
Pada tanggal 20 Juli 2003, menjelang kematiannya di Rumah sakit Raja
Faisal di Jeddah, istrinya memohon kepada Presiden Uganda Yoweri
Museveni agar Idi Amin dikuburkan di negaranya, namun permintaan ini
ditolak. Idi Amin meninggal di Arab Saudi pada tanggal 16 Agustus 2003
dan dimakamkan di Jeddah.
Pada tanggal 17 Agustus 2003, David Owen
mengatakan dalam wawancara oleh Radio BBC bahwa ketika menjabat sebagai
Sekertaris Kementrian Luar Negeri Inggris (1977-1979), dia
memerintahkan agar Idi Amin dibunuh untuk mengakhiri rezim terorya.
Usulnya ditolak, namun alasan Owen adalah rezim Idi Amin sangatlah
buruk, sangat mengerikan bila dia dibiarkan berkuasa terlalu lama.
Bersambung....