Bidadariku, belum
lama aku menikahimu. Mahar yang kau minta waktu aku menikahimu sungguh mulia,
melebihi kilauan berlian. Ya, aku jadi semakin tahu bahwa kau adalah wanita
shalihah sekaligus seorang mujahidah. Jaman sekarang, sudah sangat jarang
seorang wanita meminta mahar pada calon suaminya berupa hafalan ayat – ayat jihad
dan buku hadits. Ditambah dengan kelembutanmu, menambah hiasan pada dirimu.
Sungguh, aku sangat bersyukur pada Allah swt karena telah dikarunai bidadari
sepertimu.
Bidadariku, selama
kau hidup bersamaku, tak sepatah katapun keluhan yang keluar dari bibirmu. Kau
memenuhi semua kebutuhanku sebagai suamimu. Tanpa sepengetahuanku, kau
terbangun di sepertiga malam. Saat semua orang terhanyut mimpi di malam hari,
tanganmu tengadah diiringi butiran embun menetes dari ujung mata beningmu.
Baris demi baris kau melantunkan doa, tak lupa kau selalu mendoakanku.
Biadariku, aku akan
berusaha membimbingmu pada jalan Allah swt, dengan mengharan cinta – Nya. Aku
ini pelengkap hidupmu, dan kau pun pelengkap hidupku. Ketika terpuruk
melandaku, kau mengobarkan semangat padaku untuk bangkit dari keterpurukan itu.
Di mataku, kau begitu sabar menghadapiku dalam berbagai keadaan. Sungguh, aku
bahagia hidup bersamamu. Begitu juga kau, bidadariku. Kau pasti juga bahagia
hidup bersamaku.
Bidadariku, aku
punya kabar yang mungkin tak mengenakanmu. Besok aku akan pergi untuk jihad fii
sabilillah. Maka, aku ingin menghabisakan waktu bersamamu. Kuingin kau
mengizinkanku pergi. Aku tidak tahu takdir Allah swt terhadapku. Apakah aku
kembali, atau aku dipanggil Sang Khaliq dengan kemuliaan.
Bidadariku, dengan
berat hatiku pergi meninggalkanmu walau kau ridha dengan kepergianku, tapi
cintaku pada Allah swt melebihi cintaku padamu. Jangan kau menangisi kepergianku.
Aku akan berikan kepadamu semua buku – buku yang kupunya dan Al Qur’an sebagai
teman selama aku tidak di sampingmu.
Bidadariku, jagalah
dirimu. Jadikan calon jundi kecil kita menjadi seorang mujahid yang
menggoreskan tinta emas sepanjang sejarah Islam. Maafkan aku, jika selama ini
belum menjadi suami yang baik untukmu. Maafkan aku, jika selama kau bersamaku,
hidupmu menjadi susah. Apabila aku kembali, itu menjadi rizkiku untuk hodup
bersamamu dan ikut mendidik junji – jundi kita menjadi mujahid yang tangguh.
Akan tetapi, jika aku tak kembali, itu adalah takdir Allah yang diberikan
padaku sebagai syahid, insya Allah.
Bidadariku, sebelum
kau melepasku diambang pintu, aku punya satu permintaan untukmu. Aku ingin
memelukmu dan mengecuk keningmu untuk terakhir kalinya. Selamat tinggal
bidadariku. Kalaulah Allah memberiku syahid, kutunggu kau di jannah – Nya
nanti. Jangan menangis, karena aku tak sanggup melihat air matamu dalam melepas
kepergianku.
22 Ramadhan 1433
H
11 Agustus 2012 M