Minggu, 27 Mei 2012

Menetapkan Pilihan...


Mungkin pembaca beranggapan bahwa tulisan ini merujuk pada dua pilihan untuk dijadikan pendamping hidup. Padahal, tulisan ini menetapkan pilihan dalam berbagai hal. Bukan hanya terpaku pada satu malasah : 2 orang laki-laki terbaik untuk dijadikan pendamping. Tulisan ini hanya mengungkapkan secangkir dari lautan hati seperti kaca ini yang sedang galau...

Ya... Setiap pilihan ada konsekuensinya. Ada resiko yang harus ditempuh. Misalnya, ketika menetapkan pilihan untuk mengulur waktu, resikonya adalah yang lain juga ikut terbengkalai. Atau mungkin karena tuntutan amanah pada suatu organisasi, sehingga yang jadi prioritas jadi terbengkalai. Kalau kata pemeran utama dalam fil Korea "Jewel In The Crown", keadaan kita sekarang ini adalah pilihan dan tidak ada nasib. Peran antagonis mengatakan bahwa kesengsaraan yang dialaminya sudah menjadi nasib, tapi benar juga. Antagonis dalam film itu menjadi sengsara pada akhirnya, karena itu pilihannya : menjadi jahat.

Kalau kata teman saya, jika ingin cepat lulus kuliah itu adalah pilihan. Kalau kuliah mulur, itu pun juga pilihan. Ingin cepat lulus, maka butuh pengorbanan yang lebih besar. Tidak hanya tenaga yang terkuras, pikiran dan hati juga akan terkuras, bahkan waktu juga menjadi korbannya.